Moneter.co.id – Pemerintah
menyatakan keseriusan menciptakan praktik bisnis yang bersih, adil dan
transparan. Hal tersebut dilakukan untuk mendorong iklim investasi dan daya
saing Indonesia guna peningkatan perekonomian indonesia di masa mendatang.
Ini dibuktikan telah dicanangkannya program Penertiban Impor
Berisiko Tinggi sebagai komitmen untuk meniadakan importir borongan oleh
Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, Program Penertiban
Impor Berisiko Tinggi (PlBT) ini telah menunjukkan berbagai capaian positif.
“Dari berbagai capaian positif yang telah dicapai, beberapa diantaranya
berupa kenaikan tax base, bea masuk,
dan pajak impor yang cukup signifikan,” katanya, Rabu (20/12).
Secara rata-rata, tax
base mengalami peningkatan sebesar 39,4% per dokumen impor dan pembayaran
pajak impor yang terdiri dari bea masuk dan pajak dalam rangka impor meningkat
sebesar 49,8% per dokumen impor.
Tidak ketinggalan, industri dalam negeri turut mengalami
peningkatan volume produksi dan penjualan, terutama dari tekstil dan produk
tekstil yang berkisar antara 25% hingga 30%, serta elektronik dan komoditas
lainnya.
“Capaian positif lainnya adalah adanya minat investor
untuk menanamkan modal untuk perluasan kapasitas produksi atau membuat pabrik
baru di Indonesia,” tegas Darmin.
Seperti
diketahui, sejak 12 Juli 2017, pemerintah telah menegakan komitmen menertibkan
praktik impor berisiko tinggi karena dianggap dapat mengganggu penerimaan
negara serta menyebabkan tidak dipenuhinya ketentuan-ketentuan tata niaga.
(TOP)