Senin, Oktober 6, 2025

European Palm Oil Alliance Siap Bantu Indonesia Lawan Resolusi Minyak Sawit di Uni Eropa

Must Read

Moneter.co.id – Aliansi
asosiasi industri Eropa yang tergabung dalam European Palm Oil Alliance (EPOA)
siap membela minyak sawit Indonesia dalam melawan resolusi minyak sawit oleh
Parlemen Uni Eropa.

“Kami adalah kawan Anda di Eropa. Kawan yang
sesungguhnya adalah kawan yang saling membutuhkan,” kata Ketua EPOA Frans
Claassen dalam pertemuan dengan para pemangku kepentingan sektor kelapa sawit
Indonesia di Jakarta, Selasa (13/2).

Frasns menjelaskan, EPOA hadir bukan untuk mempromosikan
kelapa sawit Indonesia maupun Malaysia di Uni Eropa. Tetapi, untuk menunjukkan
fakta yang sesungguhnya tentang kelapa sawit, baik terkait dengan manfaat
minyak sawit maupun terkait isu-isu  keberlanjutan.

Indonesia tidak bisa bekerja sendiri melawan Uni Eropa. Sebab
ada 28 negara anggota UE yang berbicara dalam berbagai bahasa. Dan setiap
negara harus didekati dengan cara berbeda. “Kalau melobi Prancis ya harus
memakai bahasa Perancis,” kata Frans.

Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Ketua Komisi ISPO
Aziz Hidayat, Ketua Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia (Aprobi) Paulus
Tjakrawan, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki)
Danang Girindrawardana, Bendahara Gapki Kanya Lakshmi Sidarta, Juru Bicara
Gapki Tofan Mahdi, dan Sekjen Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia
(Apkasindo) Asmar Arsjad.

Frans mengatakan, sektor kelapa sawit Indonesia sudah
berkelanjutan dan mendukung pencapaian tujuh kriteria SDGs (Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan) antara lain pengentasan kemiskinan, pengembangan ekonomi
wilayah, serta kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. 

“Karena, kami berkomitmen untuk mencapai 100% sawit yang
masuk ke Uni Eropa adalah sawit yang berkelanjutan,” imbuhnya.

Menurut Frans, masih banyak miskonsepsi tentang kelapa sawit
di Eropa. Ini dibuktikan dengan masih banyak kebijakan yang diskriminatif
termasuk implementasi food labeling.

“Kami ingin memberikan pandangan yang seimbang dan
objektif tentang kelapa sawit. Kami juga memfasilitasi dan mendukung aliansi
industri nasional pada komitmen minyak sawit berkelanjutan di Eropa,”
katanya.

Namun, industri di Uni Eropa bisa menerima ISPO sebagai
standard keberlanjutan atau tidak. “Diterima atau tidak adalah urusan
pasar di Eropa, kami hanya mempromosikan standard keberlanjutan,” ujar dia.

Seperti diketahui, EPOA menolak diskriminasi dan penolakan
terhadap minyak sawit oleh Parlemen Uni Eropa. Karena, pada kenyataannya produk
minyak sawit yang masuk ke Eropa 69% adalah produk minyak sawit berkelanjutan. 

Sementara, tren penggunaan minyak sawit di Uni Eropa terus
meningkat seiring peningkatan produksi minyak sawit berkelanjutan dari
Indonesia dan Malaysia.

“Sebagai lembaga independen, EPOA juga melakukan komunikasi
dengan sejumlah LSM di Eropa yang selama ini kritis terhadap industri kelapa
sawit,” kata Frans.

Sementara,
Ketua Komisi ISPO Aziz Hidayat mengatakan, keberadaan EPOA sangat membantu
kampanye positif minyak sawit Indonesia di Eropa. Termasuk terkait perkembangan
sertifikasi ISPO, EPOA juga memberikan informasi yang objektif tentang
kriteria-kriteria di dalam ISPO.

“Kami senang karena EPOA adalah mitra yang tepat untuk
menjelaskan fakta objektif tentang perkembangan isu keberlanjutan minyak sawit
di Indonesia dalam rangka memenuhi Amsterdam Declaration fully implemented pada
2020,” pungkas Aziz.

 

(HAP)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

UmrahCash dan VIDA Hadirkan Solusi Aman & Praktis

UmrahCash berkolaborasi dengan VIDA, penyedia identitas digital terkemuka di Indonesia, menghadirkan dompet digital syariah yang aman dan praktis khusus...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img