Selasa, September 30, 2025

Mbak Tutut Serahkan Arsip Penting Peninggalan Presiden Soeharto ke Negara

Must Read

Moneter.id – Siti
Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut) menyerahkan arsip statis Presiden ke-2 RI, Soeharto
kepada Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) pada acara “Serah Terima
Arsip & Dokumentasi Jenderal Besar HM. Soeharto” di Ruang Noerhadi
Magetsari, Gedung C Lt. 2, ANRI di Jakarta, Kamis (18/7).

Mbak
Tutut menyampaikan bahwa bangsa yang mengelola jejak langkah peninggalan
peradabannya cenderung menjadi bangsa besar, serta unggul dibandingkan  bangsa lain.

“Sejumlah
dokumen Bapak (Presiden Soeharto), yang telah kami serahkan ke Negara
setidaknya dapat menjadi bagian penting dari sejarah. Mudah-mudahan dokumen itu
bisa menjadi salah satu acuan masyarakat dalam menghadapi realitas sosial
budaya yang kompleks seperti saat ini,” jelasnya.

Sementara,
Plt. Kepala ANRI, Sumrahyadi menambahkan,  khazanah arsip yang diserahkan pihak keluarga
Presiden Soeharto dapat menjadi bagian dari arsip kepresidenan. Di mana ANRI
dalam beberapa tahun terakhir sedang gencar melaksanakan program penyelamatan
arsip kepresidenan.

“ANRI
mengucapkan terima kasih atas penyerahan arsip ini. Semoga arsip tersebut dapat
bermanfaat bagi masyarakat luas. Dan sebagai sarana pembelajaran bagi
masyarakat untuk mengenal dan mengetahui sosok dan kebijakan para Presiden
Indonesia dari masa ke masa,” jelas Sumrahyadi.

Tak lupa,
Mbak Tutut juga turut mengajak masyarakat, khususnya generasi muda untuk tidak
alfa sejarah bangsanya dan agar dapat mengambil unsur positif dari sejarah masa
lalu. Merajut kembali identitas kebangsaan yang luhur dengan basis kebangsaan
multikultur.

“Setiap
bangsa harus menyadari jati dirinya. Mengenal dan tahu sejarah bangsanya.
Dengan sadar sejarah sebuah bangsa dapat menentukan dengan pasti dan yakin, ke
mana bangsa tersebut menentukan titik tujuan perjuangan ke depan,”
lanjutnya.

Penyerahan
arsip statis oleh pihak keluarga Presiden Soeharto juga merupakan bagian dari
pelaksanaan amanat Pasal 88 ayat (6) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

Arsip
tersebut diselamatkan dan dilestarikan oleh ANRI dan nantinya menjadi identitas
dan jati diri, serta memori kolektif bangsa. Arsip ini pun menjadi aset
nasional yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pemerintahan, pembangunan,
penelitian, pembelajaran dan pengembangan ilmu pengetahuan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

“Tidak
ada bangsa dan negara yang lepas dari sejarahnya. Namun kemanusiaan harus
menjadi prasyarat bagi kita untuk menciptakan peradaban yang lebih manusiawi.
Menempatkan para pemimpinnya ke dalam historisitas kemanusiaan tertinggi
sebagai khalifah. Selanjutnya dapat menerima kekurangannya sebagai hal
manusiawi,” papar mbak Tutut.

Mbak
Tutut berharap, di masa datang kebudayaan dapat dimaknai dengan watak yang
progresif berupa resistensi kreatif yang menggerakkan perubahan. “Kebudayaan
harus menjadi acuan berpikir, sebagai politik kebudayaan. Dimulai dari
keteladan pemimpin. Menjadikan habit; batin suci, hati bersih, dan niat bagus,
yang jika terakumulasi menjadi restorasi nilai kebangsaan. Dengan begitu Insya
Allah kemajuan dan kejayaan Indonesia benar-benar tercapai,” kata mbak Tutut.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

Lepas Ekspor Produk Olahan Susu dari Cikarang, Mendag Busan : Ini Bukti Daya Saing Produk Mamin Indonesia

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso melepas ekspor empat kontainer susu bubuk dan susu kental manis produksi PT Frisian Flag...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img