MONETER
– Realisasi belanja subsidi dan kompensasi energi sepanjang 2022 mencapai
Rp551,2 triliun. Realisasi Rp551,2 triliun tersebut terdiri atas kompensasi
sebesar Rp379,3 triliun dan subsidi sebesar Rp171,9 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati jumlah
subsidi dan kompensasi Rp551,2 triliun merupakan tiga kali lipat dari pagu awal
sebesar Rp152,5 triliun yang sudah sempat ditambahkan menjadi Rp502,4 triliun.
“Pada awalnya rata-rata harga minyak mentah
Indonesia (ICP) diperkirakan sebesar 63 dolar AS per barel, namun ternyata
akibat situasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina melonjak menjadi 126 dolar
AS per barel dan kembali turun ke 80 dolar AS per barel. Secara keseluruhan
satu tahun ICP kita di 97 dolar AS per barel atau lebih tinggi dari 63 dolar AS
per barel,” ujarnya belum lama ini.
Harga energi terutama minyak yang fluktuatif
tersebut mengharuskan pemerintah menaikkan subsidi dan kompensasi karena jika
tidak, maka harga minyak bisa naik empat kali lipat.
Rinciannya, realisasi belanja subsidi Rp171,9
triliun meliputi untuk BBM Rp15,2 triliun, elpiji Rp100,4 triliun dan listrik
Rp56,2 triliun, sedangkan kompensasi Rp379,3 triliun meliputi BBM Rp307,2
triliun dan listrik Rp72,1 triliun.
Untuk anggaran kompensasi diberikan kepada PT
Pertamina dan PT PLN agar dapat menjaga daya beli masyarakat dan mendukung
pemulihan ekonomi. “Tentu, bukan untuk Pertamina dan PLN sendiri, tapi
masyarakat dalam bentuk elpiji, Pertalite, diesel, dan semuanya
disubsidi,” tegas Sri Mulyani.