Moneter.id – PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) mencatatkan penyaluran pendanaan mencapai
Rp1,8 triliun di 2019. Pencapaian ini meningkat hingga lebih dari 2 kali lipat
dibandingkan tahun sebelumnya.
Kata Andi Taufan Garuda Putra, Pendiri dan CEO Amartha, jumlah penerima
pendanaan Amartha meningkat menjadi 380,000 mitra. Tingkat rasio kredit
bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) dibawah 1%, dengan
nilai riil 0,8%.
“Pertumbuhan signifikan pendanaan Amartha di 2019 dipengaruhi oleh ekspansi
Amartha ke sebagian Sulawesi yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Tenggara, dan Sulawesi Barat, serta sebagian Sumatera seperti Lampung, Sumatera
Selatan, Sumatera Barat dan Jambi,” ucapnya, Selasa (7/1/2020).
Baca juga: Amartha Terima Pendanaan Seri B dari Perusahaan Modal Ventura Asal Jepang
Selain itu, katanya, meningkatnya kepercayaan dan antusias masyarakat pada
Amartha, berdampak pada bertambahnya jumlah Pendana Amartha yang mencapai 100
ribu pengguna dari provinsi Aceh hingga Papua, dengan 3 provinsi pendana
terbanyak dari DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
Tahun 2020, jelas Andi, Amartha menargetkan untuk meningkatkan penyaluran
lebih dari yang sudah dicapai 2019 dan akan fokus untuk terus berekspansi ke
seluruh wilayah Indonesia, dengan menjaga pertumbuhan perusahaan yang
berkelanjutan dan menguntungkan.
Baca juga: Amartha Klaim Salurkan Rp1,35 Triliun Kepada Perempuan UMKM
Informasi saja, Amartha didirikan pada 2010 sebagai Lembaga Keuangan Mikro.
Pada tahun 2016 Amartha bertransformasi menjadi perusahaan teknologi finansial
terpercaya yang kini telah memiliki izin usaha dibawah pengawasan Otoritas Jasa
Keuangan.
Amartha memiliki visi untuk mewujudkan kesejahteraan merata bagi kita,
Indonesia. Dimulai dengan layanan peer to peer lending, Amartha
menghubungkan pendana di kota dengan para perempuan pelaku usaha mikro di desa
melalui teknologi.