Moneter.id – PT
Agung Podomoro Land Tbk (APLN) akan mempercepat pembayaran Obligasi
Berkelanjutan I Tahap IV Tahun 2015 senilai Rp 99 miliar yang jatuh tempo pada
25 Maret 2020.
”Dari
dulu jaminan semua obligasi kita kan Central Park,” kata Sekretaris
Perusahaan APLN, Justini Omas di Jakarta, Rabu (25/9).
Kata
Justini, perseroan juga akan melakukan rapat umum pemegang obligasi (RUPO) pada
Kamis (26/9) untuk meminta persetujuan percepatan pembayaran Obligasi
Berkelanjutan I Tahap III Tahun 2014 dengan nilai pokok sebesar Rp 451 miliar.
Obligasi
ini jatuh tempo pada 19 Desember 2019. Jadi, secara total, APLN akan melakukan
percepatan pembayaran sebesar Rp 550 miliar. “Valuasinya
terakhir Rp 6,3 triliun,” ucap Justini.
Sebagai
catatan, Obligasi Berkelanjutan I Tahap III Tahun 2015 milik APLN tercatat di
BEI pada 22 Desember 2014 dengan bunga obligasi 12,5%. Sedangkan Obligasi
Berkelanjutan I Tahap IV Tahun 2015 tercatat di BEI pada 26 Maret 2015 dengan
bunga 11,25%.
Percepatan
pembayaran obligasi ini telah disampaikan oleh APLN sebelumnya. Pengumuman
tersebut keluar tidak lama setelah peringkat utang APLN dipangkas PT
Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Akhir
Juli lalu, Pefindo memangkas peringkat utang APLN dan kedua obligasinya dari
idA- menjadi idBBB.
Sementara
itu, untuk outlook utang APLN menjadi credit
watch alias pengawasan kredit dengan implikasi negatif. Artinya,
meningkatnya ketidakpastian atas kemampuan APLN untuk membayar kembali utang
akibat kondisi keuangan yang tidak likuid.
Selain
itu, APLN juga sebenarnya telah berupaya mendapatkan pinjaman senilai Rp 2,6
triliun. Namun, pinjaman tersebut hanya bisa cair Rp 750 miliar, yang dananya
digunakan untuk melunasi Obligasi berkelanjutan I APLN Tahap II Tahun 2014.
Padahal
bila cair semuanya, dana tersebut juga untuk melunasi pinjaman yang jatuh tempo
pada September 2019 dengan total Rp 1,18 triliun.
Sementara
berdasarkan laporan keuangan yang berakhir pada Maret 2019 tercatat jumlah
utang APLN sebesar Rp 17,23 triliun.
Dengan
jumlah liabilitas jangka pendek sebesar Rp 7,75 triliun dan liabilitas jangka
panjang sebesar Rp 9,48 triliun. Sementara jumlah ekuitas tercatat Rp 12,33
triliun.
Untuk
posisi kas per kuartal I/2019 tercatatRp 1,25 triliun. Naik dari posisi kas
awal tahun yang tercatat sebesar Rp 845,98 miliar. Kas ini naik karena adanya
kas untuk investasi yang masih tercatat Rp 767,65 miliar dan kas untuk
pendanaan yang tercatat Rp 152,05 miliar.