Moneter.id – Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang,
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencatat ekspor lempengan karet sebanyak
2.747 ton dengan nilai Rp49,4 miliar selama Januari hingga Februari 2019 ke
China, sehingga dapat mendorong akselerasi ekspor komoditas unggulan di daerah itu.
“Frekuensi ekspor lempengan karet tahun ini ke
China sebanyak tiga kali pengiriman,” kata Kepala BKP Kelas II
Pangkalpinang, Saifuddin Zuhri, Jumat (15/03) .
Zuhri mengatakan pelepasan lempengan karet milik PT
Fajar Berseri itu sebanyak 604.800 kilogram senilai Rp10,886 miliar diekspor ke
China.
Sementara itu sebanyak 160 ton karet olahan senilai
Rp2,880 miliar tidak bisa dilepas ke Pakistan karena tidak memiliki PC dan FC
yang dipersyaratkan negara tujuan.
“Kami terpaksa tidak bisa melepas ekspor karet
olahan tujuan Pakistan ini karena tidak memiliki dokumen yang dipersyaratkan
negara tujuan,” ujarnya.
Menurut dia apabila karet olahan ini dipaksakan
diekspor, komoditas ini ditolak negara tujuan pada akhirnya merugikan pemilik
barang.
Oleh karena itu, perusahaan atau masyarakat
diharapkan untuk melapor dan melengkapi dokumen karantina sebelum melakukan ekspor,
agar tidak ada penolakan yang merugikan pemilik barang.
“Kami berkomitmen dalam memfasilitasi serta
mendorong akselerasi ekspor komoditas pertanian di Indonesia khususnya Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dengan meningkatkan koordinasi dan kerja sama dengan
pemerintah daerah,” katanya.
Menurut dia pelepasan komoditas unggulan daerah ini
dalam rangka mendukung program Gerakan”Ayo Galakkan Ekspor Generasi Muda
Milenial Bangsa (Ayo Gemilang) merupakan program pemerintah untuk menyiapkan
generasi muda menghadapi era revolusi industri revolusi 4.0 Kementerian melalui
Badan Karantina Pertanian.
Selain itu juga mendorong produk pertanian lokal ke
pasar ekspor yang memenuhi persyaratan sanitary
and phytosanitay (spk) dari negara tujuan.
“Program ini untuk mempersiapkan dan mendorong
petani muda memasuki pasar ekspor yang go internasional,” ujarnya. (Ant)