Moneter.id – Deputi
Akses Permodalan Badan Eknomi Kreatif (Bekraf), Fadjar Hutomo mengharapkan
jumlah perusahaan yang melantai di bursa melalui initial public offering (IPO) semakin bertambah agar ekosistem perusahaan rintisan atau startup di
Indonesia kian lengkap.
”Sekarang
sudah ada tiga startup yang melantai
di bursa. Kita ingin lebih banyak startup
yang melantai di bursa,” kata Fadjar, Senin (3/11).
Fadjar menjelaskan, salah satu cara Bekraf
untuk mendorong lebih banyak perusahaan rintisan yang IPO adalah melalui acara
seperti GSI Scale Con 2018, sebagai salah satu kegiatan mereka untuk
menghubungkan berbagai program besar yang mereka adakan. GSI merupakan salah
satu program terbaru Bekraf yang diluncurkan pada September lalu.
Kehadiran
GSI dimaksudkan untuk menyempurnakan ekosistem startup di Indonesia dan
memberikan jalur permodalan bagi startup
yang bermuara di pasar modal. Bekraf menjaring 16 perusahaan rintisan dari
tujuh kota di Indonesia yaitu Surabaya, Yogyakarta, Medan, Denpasar, Jakarta,
Bandung dan Batam.
”Mereka
mengikuti bootcamp selama lima hari
belakangan di Jakarta dan akan mengikuti final
pitching,”kata Fadjar.
Bekraf
melibatkan inkubator startup dan
ruang kerja bersama (co-working
space) dalam kurasi startup yang terpilih dalam program, cara ini diyakini sebagai
pemberdayaan inkubator yang ada. Bekraf belum bisa memprediksi berapa banyak
perusahaan rintisan yang bisa melakukan IPO pada 2019 mendatang, namun
berpedapat angka startup yang bisa
IPO merupakan representasi dari ekosistem yang baik.
Sepanjang
2017-2018 terdapat empat perusahaan rintisan Indonesia yang sahamnya tercatat
di bursa, diawali Kioson pada Oktober 2017 lalu, disusul Mcash pada bulan
berikutnya. Perusahaan rintisan Yelooo tercatat di bursa per Oktober 2018 lalu
dan yang terbaru, DIVA pada November lalu.
Sebelumnya,
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi pernah bilang,
pihaknya akan mengakomodir perusahaan startup
untuk tercatat di pasar modal dengan menghadirkan papan akselerasi yang
persyaratannya lebih mudah dibandingkan dengan papan pengembangan.
“Saat ini BEI memiliki dua papan pencatatan
saham, yakni Papan Utama dan Papan Pengembangan. Papan Utama ditujukan untuk
calon emiten atau emiten besar dan memiliki rekam jejak yang baik,” tutup Inarno.