Moneter.id – Ekonomi Banten meningkat 5,59% pada triwulan
II/2018 yang didukung semua lapangan usaha, kecuali pertanian, kehutanan dan
perikanan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno
mengatakan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Transportasi dan Pergudangan
sebesar 8,72%, diikuti Informasi dan Komunikasi sebesar 8,48%, dan jasa lainnya
sebesar 8,25%.
Perekonomian Banten berdasarkan besaran Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan II/2018 mencapai
Rp151,80 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp107,29 triliun.
“Struktur PDRB Banten menurut lapangan usaha atas dasar harga
berlaku pada triwulan II/2018 belum menunjukkan perubahan yang berarti,” ucap Soebeno,
Sabtu (25/8).
Soebeno menjelaskan, PDRB Banten masih
didominasi oleh sektor industri pengolahan; perdagangan besar dan eceran;
reparasi mobil dan sepeda motor; serta transportasi dan pergudangan.
Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi
Banten triwulan II/2018 (y-on-y), industri pengolahan memiliki sumber
pertumbuhan tertinggi sebesar 1,35%, diikuti perdagangan besar dan eceran;
reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 0,97%; real estate sebesar 0,67%;
konstruksi sebesar 0,66%; serta transportasi dan pergudangan sebesar 0,58%.
Secara kumulatif, ekonomi Banten hingga Semester I/2018 telah
tumbuh sebesar 5,75% (c-to-c) dengan tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada
lapangan usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 8,49%; Transportasi dan
Pergudangan sebesar 8,33% dan Jasa Lainnya sebesar 8,20%.
Dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Banten terjadi
pada semua komponen pengeluaran, kecuali komponen Perubahan Inventori.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen Total Net Ekspor sebesar 8,54%;
diikuti komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh sebesar 7,01%.
Struktur PDRB Banten menurut pengeluaran atas dasar harga
berlaku pada triwulan II-2018 tidak menunjukkan perubahan yang berarti.
Aktivitas permintaan akhir masih didominasi oleh komponen pengeluaran Konsumsi
Rumahtangga yang mencakup lebih dari separuh PDRB Banten atau sebesar 52,31%.
Komponen lainnya yang memiliki peranan besar terhadap PDRB
secara berurutan adalah Komponen PMTB sebesar 31,01%; Total Net Ekspor sebesar
12,23%; dan pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 3,91%, sedangkan peranan
Komponen Pengeluaran Lembaga Non Profit (PK-LNPRT) dan Perubahan inventori
relatif kecil yaitu kurang dari 1%.
“Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi
Banten triwulan II/2018 (yoy), komponen pengeluaran konsumsi rumahtangga
merupakan komponen dengan andil tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi, yakni
sebesar 2,62%; diikuti Komponen Pengeluaran PMTB sebesar 2,15%; dan komponen
Total Net Ekspor yang memberikan andil sebesar 0,62%,” katanya.
Struktur perekonomian Provinsi se-Jawa pada triwulan II/2018
masih didominasi oleh Provinsi DKI Jakarta yang memberikan kontribusi terhadap
Produk Domestik Regional Bruto se-Jawa sebesar 29,84%, kemudian diikuti oleh
Provinsi Jawa Timur sebesar 24,83%, Provinsi Jawa Barat sebesar 22,30%.
Sementara itu, Provinsi Banten memberikan kontribusi sebesar 6,92%.
(TOP/Ant)