MONETER – Untuk menghasilkan
sumber daya manusia (SDM) yang kompeten sesuai kebutuhan dunia industri,
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melakukan upaya-upaya strategis
dijalankan unit pendidikan vokasi yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia,
guna menyiapkan SDM yang siap kerja.
“SDM yang kompeten dan profesional akan menjadi kunci
keberhasilan sektor industri. Hal ini sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo
bahwa pembangunan nasional saat ini difokuskan pada pembangunan SDM
berkualitas,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri
(BPSDMI) Kemenperin, Arus Gunawan.
Sebelum pandemi, jumlah tenaga kerja industri manufaktur pada
tahun 2019 sebesar 19,2 juta orang. Angka ini berkurang sebesar 1,7 juta orang
menjadi 17,5 juta orang di tahun 2020. Per Februari 2022, jumlahnya mulai
bertambah menjadi 18,6 juta orang. Dengan demikian, telah terjadi pemulihan
sektor industri di lini ketenagakerjaan.
Salah satu inisiatif yang diterapkan oleh BPSDMI Kemenperin
adalah membentuk Corporate
University. Tujuannya agar memberikan kesempatan kepada SDM untuk menambah
value pengetahuan dan keterampilan, yang selanjutnya mereka akan berkontribusi
untuk organisasi melalui inovasi, efisiensi, dan produktivitas.
“BPSDMI CorpU menjadi
salah satu cara dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan satuan
kerja di lingkungan BPSDMI Kemenperin. Setelah diluncurkan sejak 9 Desember
2021 lalu, BPSDMI beserta satuan-satuan kerja di lingkungannya gencar melakukan
sosialisasi kepada seluruh pegawai Corporate
University,” terang Arus.
Arus menjelaskan, pihaknya fokus untuk mengoptimalkan
pengelolaan unit pendidikan sesuai kebijakan pengembangan SDM industri yang
ditetapkan oleh Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 1009 Tahun 2021 tentang
Pengembangan Vokasi Industri Bertaraf Global Menuju Corporate University BPSDMI Kemenperin.
“Kami terus aktif melakukan sosialisasi, termasuk yang telah
dilakukan beberapa waktu lalu di Politeknik APP Jakarta, salah satu unit
pendidikan vokasi milik Kemenperin,” ucap Arus.
Kemenperin menargetkan penyerapan anggaran bisa di atas 60% pada
Juni 2022. Anggaran Kemenperin tahun 2022 dialokasikan untuk
menyelenggarakan program pendidikan vokasi melalui Diklat 3 in 1, program D1,
serta penguatan revitalisasi link and match antara Sekolah Menengah
Kejuruan dan industri.