MONETER
–
PT Bank KB Bukopin Tbk (KBB) sukses melakukan transaksi penjualan Non-Performing Loan (NPL) dan kredit berisiko (Loan at Risk/ LAR) sebanyak 180 debitur dengan
nilai Original Pricipal Balance (OPB) sebesar Rp 4,14 triliun. Nilai jual NPL
dan LAR tersebut sebesar US$ 183,08 juta atau Rp 2,65 triliun. Transaksi
yang terjadi pada 21 Juni 2022 ini bernilai sebesar 31,31% dari nilai buku
ekuitas KB Bukopin per 31 Desember 2021.
“Pelaksanaan
transaksi tersebut akan menurunkan tingkat Aset Tertimbang Menurut Risiko
(ATMR) dan sekaligus menurunkan tingkat NPL,” kata Direktur Keuangan KB Bukopin
Seng Hyup Shin, Senin (18/7/2022).
Sehingga, kata Shin, NPL gross dan NPL Net akan
turun dari 10,66% dan 4,91% pada posisi Desember 2021 menjadi 5,94% dan 3,60%
pada posisi Desember 2022.
“KB Bukopin diharapkan bisa meningkatkan kemampuan
dalam penyaluran kredit baru yang lebih berkualitas,” ucap Shin.
Untuk
diketahui, KB Bukopin akan mengalihkan kepemilikan portofolio aset bermasalah
kepada Special Purpose Company (SPC) di Singapura.
Selanjutnya SPC meneruskan obligasi senilai US$ 180 Juta sebagai pembayaran.
Sehingga KB Kookmin Bank akan menerbitkan Stand-by Letter of Credit (SBLC) sebesar USS185
juta tanpa syarat dan tidak dapat dibatalkan serta menyediakan Fasilitas Kredit Revolving (RCF) kepada SPC.
KB
Bukopin ditunjuk sebagai servicing
agen atau agen koleksi dan bertanggung jawab atas penagihan, penegakkan, dan
sebagainya atas nama SPC, yang kemudian akan menghasilkan sumber utama arus kas
untuk SPC. KB Bukopin memiliki keyakinan yang tinggi terhadap IDMB United Pte
Ltd (lUL) karena surat berharga (private
bond) yang akan diterbitkan oleh IUL sebagai instrument pembayaran
non-tunai akan di jamin dengan SBLC yang diterbitkan oleh KB Kookmin Bank selaku
pemegang saham pengendali di KB Bukopin.
Tahun 2022, KB Bukopin akan
fokus menciptakan bank yang bebas dari bad loan menjadi clean bank pada tahun 2023. “KB Bukopin berencana
memperkuat fungsi special assset management sehingga ke depannya
diharapkan akan dapat menangani kredit bermasalah secara cepat,” tutup Shin.