MONETER – Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
(Kemenparekraf/Baparekraf) bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI)
menggelar kegiatan Bincang Pasar Modal sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan
peluang pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) tentang pasar
modal khususnya skema Initial Public
Offering (IPO).
Kegiatan berlangsung di Kota Bekasi dan merupakan kota
kedua dalam rangkaian kegiatan program “Roadshow Usaha Parekraf Menuju IPO”.
Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf,
Anggara Hayun Anujuprana, mengatakan kegiatan ini bertujuan memperkenalkan dan
memberi inspirasi kepada perusahaan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif
tentang pasar modal khususnya skema IPO.
Ia mengatakan, peluang dan potensi bagi pelaku usaha
parekraf untuk menembus pasar modal sangat tinggi. Data Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI) menyebutkan, jumlah investor ritel pasar modal telah menembus
10,31 juta investor per Desember 2022. Jumlah ini naik 37,68% dibandingkan
akhir Desember 2021 atau sebanyak 7,48 juta investor.
“Peluang tersebut diharapkan dapat mendorong dan
mengakselerasi para pelaku usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk dapat
melantai di Bursa Efek Indonesia dengan skema penawaran umum perdana saham atau
yang lebih dikenal dengan nama Initial Public Offering (IPO),” kata Hayun dalam
keterangannya, Kamis (13/4/2023).
Karenanya, kata Hayun, Kemenparekraf/Baparekraf
menyiapkan berbagai program berjenjang yang dapat menunjang kapasitas dan
kapabilitas pelaku usaha parekraf dalam menembus pasar modal sebagai salah satu
upaya untuk mendapatkan permodalan.
Selain kegiatan literasi terkait pasar modal pada
kegiatan Bincang Pasar Modal, Kemenparekraf/Baparekraf juga mengembangkan
“Coaching Clinic KreatIPO” yang merupakan kegiatan one on one meeting
dengan profesi penunjang dalam rangka identifikasi kesiapan IPO untuk aspek
regulasi, keuangan, legalitas, dan kesiapan underwriter.
Selain itu juga ada seleksi untuk masuk dalam IDX
Incubator, pembinaan oleh IDX Incubator dan monitoring oleh Kemenparekraf,
serta pelaksanaan Demoday untuk mempertemukan perusahaan dengan profesi
penunjang yang akan membantu penyiapan IPO.
Head
of IDX Incubator, Aditya Nugraha, menjelaskan, IPO bukanlah finish line dalam fundraising perusahaan di pasar modal. Melainkan merupakan start point karena perusahaan dapat
menghimpun dana melalui penerbitan saham baru melalui right issue atau private
placement.
“Selain bertujuan untuk mencari pendanaan tanpa
batas, IPO juga bermanfaat untuk meningkatkan citra perusahaan, mempercepat
GCG, mendapatkan insentif pajak, dan lainnya,” kata Aditya.