MONETER – Pertamina Geothermal
Energy (PGE) menawarkan peluang investasi transisi energi bagi negara-negara
ekonomi besar yang tergabung dalam Kelompok Dua Puluh (G20).
“Kami mengundang
negara anggota G20 untuk bekerjasama dalam pengembangan energi panas bumi di
Indonesia sebagai salah satu solusi dalam menghadapi isu-isu besar, seperti
pemanasan global dan dekarbonisasi menuju net zero emission pada tahun 2060,” kata
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Ahmad Yuniarto, Senin (18/7/2022).
Anak usaha PT Pertamina
(Persero) ini berkomitmen mendukung percepatan transisi energi berkelanjutan
sebagai salah satu isu prioritas Presidensi G20 Indonesia.
Perseroan menginisiasi
proyek percontohan peningkatan kapasitas terpasang panas bumi melalui penerapan
teknologi binary dengan membangun Binary Unit di Lahendong, Kota Tomohon,
Sulawesi Utara untuk menghasilkan potensi tambahan kapasitas listrik hingga 25
megawatt.
“Ada tiga area kemitraan
yang bisa dilakukan dalam proyek gas bumi, yakni co-generation, co-production,
dan co-development. Pembangkitan
bersama bisa dilakukan melalui optimalisasi uap air panas untuk melahirkan
listrik ramah lingkungan,” ujar Ahmad.
Selain itu, katanya, ada
empat bidang yang bisa dikerjakan bersama-sama atau co-production, yaitu pemanfaatan karbon dioksida untuk bahan bakar
alternatif; ekstraksi nano material dengan pemanfaatan kandungan berharga di
fluida panas bumi; hidrogen hijau sebagai bahan bakar masa depan yang ramah
lingkungan; dan metanol hijau.
Pengembangan bersama
atau co-development bisa dilakukan
untuk membangun geo-eco tourism, dan geo-agro industry. “Pada prinsipnya,
operasi PGE harus efisien, termasuk dalam memanfaatkan waste,” kata Ahmad.
Pemerintah Indonesia
akan memanfaatkan secara optimal cadangan panas bumi yang melimpah agar bisa
menghasilkan energi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat
saat ini Indonesia memiliki cadangan panas bumi sebesar 23,7 gigawatt.
“PGE berkomitmen untuk
mengembangkan panas bumi dan memastikan implementasi Environment, Social, and
Governance (ESG) menjadi bagian terintegrasi dari bisnis panas bumi PGE,” papar
Ahmad.
“Penerapan
aspek-aspek ESG merupakan upaya dalam memberikan nilai tambah serta dukungan
perseroan pada program pemerintah terkait pemanfaatan energi baru terbarukan
yang ramah lingkungan khususnya panas bumi,” pungkasnya.