Moneter.id – PT Tower Bersama Infrastructure Tbk.
(TBIG) mendapatkan pinjaman revolving dari perbankan senilai US$275 juta atau setara
Rp3,86 triliun.
Perseroan menandatangani fasilitas pinjaman revolving (revolving credit
facility/RCF) senilai US$275 juta dari total komitmen US$645 juta yang
disebut Fasilitas F.
“Dana tersebut akan digunakan untuk melunasi pinjaman eksisting perseroan
senilai US$275 juta atau Fasilitas D,” kata CEO Tower Bersama Infrastructure,
Hardi Wijaya Liong di Jakarta, Kamis (21/1/21).
Fasilitas F yang jatuh tempo pada Juni 2026 memiliki bunga Libor (London
Interbank Offered Rate) ditambah 175 basis poin atau lebih rendah 25 bps
dibandingkan bunga pinjaman Fasilitas D.
”Kami memiliki struktur utang yang sangat kuat dengan utang jangka panjang
telah terlindung nilai dan ketersediaan komitmen kredit cukup serta ruang yang
cukup besar berdasarkan financial covenants kami,” kata Hardi.
Sebelumnya, perseroan juga sudah menerbitkan emisi surat utang tanpa
jaminan (senior unsecured notes) yang akan jatuh tempo pada 2026 senilai
US$300 juta. Surat utang itu memiliki suku bunga 2,75% dan dicatatkan di
Bursa Efek Singapura (SGX).
Fitch Ratings memberikan peringkat investment grade BBB- untuk notes
tersebut. Adapun, obligasi tenor pendek itu juga akan digunakan oleh TBIG
untuk melunasi kewajiban dari fasilitas RCF yang dimilikinya.
Apabila pinjaman RCF senilai US$275 juta ini ditambah dengan notes US$300
juta, TBIG akan mengantongi dana segar lebih dari US$500 juta. Belum lagi masih
terdapat komitmen RCF yang belum dicairkan senilai US$370 juta.
“Fasilitas F dan Surat Utang 2026 yang baru ini telah mengurangi biaya
bunga kami serta memperpanjang rata-rata tenor struktur utang kami,”ujar Hardi.
Pada kuartal III/2020, TBIG berhasil membukukan pendapatan dan EBITDA
masing-masing sebesar Rp3.9 triliun dan Rp3.4 triliun. Jika pencapaian triwulan
ketiga ini disetahunkan, maka total pendapatan dan EBITDA perseroan mencapai
Rp5.4 triliun dan Rp4.7 triliun.