Moneter.id
– Menteri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno,
mengapresiasi rencana Pemerintah Provinsi Aceh menggelar peringatan 16 tahun
kejadian Tsunami Aceh pada 26 Desember 2020.
“Tsunami yang terjadi pada 26
Desember 2004 menjadi salah satu catatan sejarah besar Indonesia. Bank Dunia
mencatat, jumlah korban akibat Tsunami di Aceh mencapai 167 ribu orang, baik
yang meninggal dunia maupun hilang,” kata Menparekraf Sandiaga Uno dalam
keterangannya, Kamis (25/12/2020).
Katanya, peringatan tsunami yang
akan diselenggarakan secara hybrid ini sebagai bentuk adaptasi sekaligus
inovasi di tengah pandemi, dimana seluruh stakeholder pariwisata
dan ekonomi kreatif beradaptasi penuh dengan kebutuhan penerapan protokol
kesehatan yang baik.
“Kebangkitan Aceh akan
menginspirasi kebangkitan Pariwisata Indonesia kedepan,” kata Sandiaga Uno.
Peringatan 16 Tahun Tsunami oleh
Pemerintah Provinsi Aceh rencananya akan diisi dengan kegiatan zikir dan doa
kepada para syuhada tsunami serta tausiyah yang akan disampaikan oleh Syeikh
Ali Jaber.
Peringatan dilaksanakan secara
sederhana dan terbatas di dua tempat bersamaan, yaitu Stadion Harapan Bangsa
sebagai lokasi utama peringatan, dan Anjong Mon Mata dengan penerapan protokol
kesehatan yang ketat berbasis pada Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan) dan Environment Sustainability (Kelestarian
Lingkungan) atau CHSE.
“Setiap tahun persisnya pada 26
Desember, kita akan selalu mengenang peristiwa tsunami yang pernah melanda Aceh
dengan segala dampak serius dan masif yang ditimbulkan. Kejadian bencana yang
telah mengusik rasa kemanusiaan global tidak akan pernah kita lupakan,
sebaliknya akan menjadi penyemangat untuk terus bangkit dan membangun Aceh
lebih baik melalui satu visi utama menuju Aceh Hebat, tentu saja melalui
semangat kebersamaan kita,” kata Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.
Momentum
peringatan tsunami juga menjadi media bagi masyarakat Aceh untuk siap
menghadapi pandemi COVID-19 bersama melalui semangat adaptasi kehidupan baru
dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dalam menunjang kehidupan
berkesinambungan dan produktivitas perekonomian.
“Peringatan 16 Tahun Tsunami
adalah untuk merefleksikan kejadian tsunami yang maha dahsyat agar menjadi
pelajaran, ‘lesson learnt’, bagi
masyarakat Aceh dan membangun kembali semangat dan kreativitas pelaku ekonomi,
khususnya usaha pariwisata dan penguatan kembali budaya Aceh yang selama ini
vakum akibat pandemi COVID-19,” kata Nova.
Aceh, seperti provinsi lainnya di
Indonesia, memiliki sumber daya alam serta budaya kuat yang dapat menjadi
potensi dan daya tarik bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Sebut saja
kulinernya yang khas seperti Mi Aceh dan Ayam Tangkap, serta keragaman kriya
dan busana seperti Songkok Aceh yang bisa menjadi inspirasi produk kreatif.
Semua itu menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan.
Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) menyebutkan, angka kunjungan wisatawan mancanegara (wisman)
setiap tahunnya terus meningkat. Tahun 2017, jumlah wisman yang mengunjungi
Provinsi Aceh mencapai 33.105 orang, tahun 2018 sebanyak 33.787 orang, dan
tahun 2019 mencapai 34.465 orang. Namun pandemi COVID-19 memberikan dampak yang
besar, dimana jumlah wisman di sepanjang 2020 sebanyak 10.401 orang.