Moneter.id – Menteri Pariwisata Widiyanti Putri
Wardhana dan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Prof. Ir. Yassierli sepakat
bekerja sama dalam mendorong pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai
dengan kebutuhan sektor pariwisata.
“Hari ini bukan sekadar penandatanganan MoU. Ini adalah
komitmen bersama dalam membangun ekosistem pariwisata yang lebih adil dan
berdaya saing dengan dukungan Kementerian Ketenagakerjaan,” kata Menteri
Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana di Gedung Sapta Pesona di Jakarta, Jumat
(20/6/2025).
Widiyanti menjelaskan tenaga kerja pariwisata menunjukkan
tren pertumbuhan yang konsisten. Hingga akhir tahun 2024, tenaga kerja
pariwisata mencapai 25 juta orang, meningkat dibandingkan sebelum pandemi pada
2019.
Saat ini lebih dari 50 persen tenaga kerja pariwisata
terkonsentrasi di tiga provinsi utama, seluruhnya di Pulau Jawa yakni Jawa
Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Tenaga kerja pariwisata akan banyak dibutuhkan di destinasi
dengan sektor pariwisata paling berkembang. Sebagaimana tertuang dalam RPJMN
2025-2029, terdapat 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) dan 3 Destinasi
Regeneratif yang menjadi fokus utama pengembangan pariwisata.
“Untuk itu, kita perlu memastikan penyediaan tenaga kerja
pariwisata yang cukup dan kompeten di berbagai daerah, seiring dengan
pengembangan destinasi pariwisata nasional di seluruh penjuru Indonesia,” kata
Menteri Pariwisata.
Pada tahap awal sinergi keduanya akan menyentuh daerah Danau
Toba, Sumatra Utara; Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur; Borobudur, Jawa Tengah
dan Prambanan, D.I. Yogyakarta; serta Lombok-Gili Tramena, Nusa Tenggara Barat.
Setiap SDM pariwisata, dari Medan hingga Lombok, nantinya dapat memiliki akses
pelatihan, sertifikasi, dan peluang kerja yang nyata.
“Kami berharap ini menjadi titik awal dari kolaborasi yang
terstruktur, berkelanjutan, dan berdampak luas, bukan hanya bagi pembangunan
sektor pariwisata, tetapi juga bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat
Indonesia,” ujar Menteri Pariwisata.
Sementara, Menteri Ketenagakerjaan, Prof. Ir. Yassierli,
mengatakan sinergi ini diharapkan dapat memetakan kebutuhan serapan tenaga
kerja pariwisata di destinasi yang menjadi fokus pengembangan sesuai RPJMN
2025-2029. Ia juga berharap akan tercipta lapangan kerja baru.
Kemenaker sendiri memiliki empat Balai Pengembangan Vokasi
dan Produktivitas (BPVP) yang memiliki kejuruan pariwisata. Sehingga bisa
disinergikan dengan Politeknik Pariwisata di bawah naungan Kementerian
Pariwisata. “Ini merupakan kesempatan atau momentum yang sangat baik
untuk kita berkolaborasi,” kata Yassierli.
Dalam waktu dekat, keduanya sepakat membuka ruang forum
group discussion, sebagai upaya pemetaan langkah dalam menyusun kebijakan atau
strategi yang tepat.
Adapun kerja sama antara kedua Kementerian meliputi
pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan sektor pariwisata;
pertukaran data dan informasi; fasilitasi penempatan tenaga kerja dan perluasan
kesempatan kerja di sektor pariwisata; dan kerja sama atau kegiatan lainnya
sesuai tugas dan fungsi yang disepakati para pihak.




