
Pasokan Melimpah, Harga Kopi Dunia Tertekan
Moneter.id - Pertemuan Dewan Organisasi Kopi Internasional atau International Coffee Organization (ICO Council) ICO Council ke-125 di London, Inggris pada 23–28 September 2019 lalu dilaksanakan di tengah meningkatnya keprihatinan terhadap merosotnya harga kopi dunia sebesar 30% dalam dua tahun terakhir dan perlunya upaya mendorong kerja sama di antara anggota ICO untuk mengatasinya. Saat ini harga kopi global berada di bawah USD 2/kg.
“Kelebihan pasokan kopi global selama ini ditengarai sebagai pemicu utama terus tertekannya harga kopi dunia. Meskipun terjadi peningkatan konsumsi kopi secara global sebesar 2,2% pada beberapa tahun terakhir, tingkat pertumbuhannya masih jauh di bawah tingkat pertumbuhan produksi kopi global sehingga belum mampu menyerap pasokan yang ada,” tulis keterangan resmi Kementerian Perdagangan di Jakarta, Senin (30/9).
Tulisnya, untuk meningkatkan harga kopi global, pada 2017 anggota ICO telah
menyepakati Resolusi Nomor 645 untuk mendorong tingkat konsumsi kopi dunia guna
menyeimbangkan tingkat pasokan dengan tingkat permintaan kopi dunia, yang
nantinya diharapkan dapat menstabilkan harga.
Anggota ICO khawatir apabila terus merosotnya
harga kopi dunia ini tidak segera ditangani, kelangsungan ekonomi sektor kopi
akan terancam.
Berdasarkan catatan, terdapat 25 juta petani
kopi di dunia, yang mayoritasnya merupakan petani kecil, yang akan terdampak
langsung penghidupan dan kesejahteraannya. Indonesia sendiri memiliki 1,8 juta
petani kopi.
“Untuk memastikan keberlanjutan ekonomi
sektor kopi, Indonesia berpandangan perlu adanya upaya bersama yang efektif
untuk mengatasi merosotnya harga kopi. Kemitraan dan kerja sama antara petani
dan industri kopi serta promosi konsumsi kopi harus didorong bersama oleh semua
anggota ICO,” demikian pernyataan yang disampaikan oleh Delegasi RI dalam
pertemuan tersebut.
Pertemuan Dewan ICO juga mencatat “London
Declaration” pada 23 September 2019 yang sebelumnya disepakati oleh
perusahaan-perusahaan multinasional yang bergerak di sektor kopi (seperti
Nestle, Illy, Starbucks).
Deklarasi ini pada intinya memandang penting
kerja sama dan kemitraan antara pemerintah, industri, dan petani dalam
mengatasi krisis harga kopi saat ini, khususnya untuk membantu para petani
kecil yang merasakan dampak paling besar.
Dewan ICO akan membahas langkah-langkah
spesifik dan konkret dalam menindaklanjuti “London Declaration” ini.
Mempertimbangkan peran dan kontribusi
Indonesia di ICO, Dewan ICO menyepakati penunjukan Iman Pambagyo, Direktur
Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, sebagai
Ketua Dewan ICO periode tahun 2019-2020, menggantikan Mrs. Stephanie Kung dari Swiss.
Penetapan Iman Pambagyo ini didukung penuh,
baik oleh kelompok negara eksportir maupun negara importir. Ketua Dewan ICO ini
akan bertugas memimpin kelanjutan pembahasan berbagai keputusan penting yang
dihasilkan oleh Dewan ICO dan bekerja sama dengan Direktur Eksekutif ICO untuk
melaksanakan keputusan tersebut dengan memobilisasi berbagai sumber daya.
“Penunjukan Dirjen PPI Iman Pambagyo sebagai
Ketua Dewan ICO, selain merupakan pengakuan terhadap peran dan kontribusi
Indonesia kepada ICO, juga merupakan refleksi dari kerpercayaan anggota kepada
Indonesia untuk menakhodai ICO menghadapi berbagai tantangan, khususnya terkait
dengan keberlanjutan ekonomi sektor kopi sebagai dampak dari krisis harga kopi
global,” kata
Menteri Perdagangan Enggartiasto.
Sementara, Dirjen Iman Pambagyo menyatakan kekuatan
Indonesia pada Dewan ICO ini menjadi penting dan mencerminkan kepercayaan dunia
pada Indonesia untuk mendorong kelangsungan ekonomi sektor kopi melalui
kemitraan antara pemerintah, petani, dan sektor industri.