MONETER
– Perusahaan pertambangan, perdagangan, transportasi, pertanian,
industri, konstruksi dan aktivitas jasa, PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) berhasil membalikkan
kerugian menjadi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk menjadi US$ 7 juta atau Rp 104 miliar pada 2022, dibandingkan rugi tahun
berjalan senilai US$ 5,75 juta pada 2021.
“Perolehan laba bersih tersebut sejalan dengan
peningkatan penjualan sebanyak 45,40% dari US$ 108,87 juta menjadi US$ 158,3
juta atau setara dengan Rp 2,35 triliun,” tulis keterangan resmi OKAS di Jakarta,
Senin (10/4/2023).
Tulisnya, perseroan juga berhasil membalikkan rugi tahun
berjalan US$ 5,79 juta pada 2021 menjadi laba tahun berjalan US$ 16,33 juta
atau menjadi Rp 243,31 miliar pada 2022.
Perseroan juga berhasil menekan beban keuangan dari US$
10 juta menjadi US$ 9,53 juta. Peningkatan tersebut menjadikan perseroan raih
laba per saham menjadi US$ 0,0040 pada 2022, dibandingkan rugi per saham pada
2021 senilai US$ 0,0033.
Sebelumnya perseroan memulai pengerjaan Joint Ore Reserves Committee (JORC)
tambang emas tersebut pada bulan Maret 2023 ini.
Kegiatan JORC tambang di Lombok Barat itu akan
membutuhkan biaya sekitar Rp 40 miliar – Rp 45 miliar. Namun, pihak OKAS
mengaku belum bisa memastikan berapa persisnya biaya yang dibutuhkan untuk
mendanai kegiatan tersebut.
“Kegiatan JORC bakal membutuhkan waktu kurang lebih 9
bulan,” tulisnya lagi.
Rencananya, OKAS akan memulai pembangunan pabrik pada
kuartal I-2024. Kalau tidak aral melintang, pembangunan pabrik tersebut
dijadwalkan rampung pada kuartal II-2025.
